Makan Sehat ala Generasi Cerdas, Lebih dari Sekadar Konsumsi Sayur




Assalamu'alaikum!

Ada yang bilang bahwa makanan lebih dari sekadar pemadam kelaparan, tetapi juga 'soulmate' yang punya pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh dan mood kita. Bayangin kalo pagi makan bubur ayam, siang nasi padang, sorenya jajan es kopi susu atau boba, deuh, mood booster semua kan tuh...apalagi saat ini generasi milenial makin gampang akses jajannya lewat e-commerce maupun layanan pesan antar lewat ojol. Tapi, kebayang nggak sih pengaruhnya ke tubuh kita dan masyarakat luas kalau semuanya dikonsumsi dalam sehari? Mau diimbangi dengan makan sayur, nggak cukup lho.

Daripada makin bingung, alhasil Sabtu, 9 November lalu saya dan teman-teman blogger menghadiri "Ngobrol Asyik Milenial" bersama Badan POM yang mengusung tema Makan Sehat ala Generasi Cerdas di Mitra Terrace. Menyelaraskan tema global Hari Pangan Dunia, “Our Actions are Our Future. Healthy Diets for a #zerohunger World” diskusi yang dikawal oleh Ibu Penny K. Lukito, Kepala BPOM RI dan Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, Msc. CFS, ahli pangan dan Ketua Pusat Pangan SEAFAST IPB ini menghimbau generasi milenial agar nggak hanya mesti cerdas dalam menerapkan pola pangan yang sehat, tetapi juga memastikan keamanan makanan dari berbagai aspek, terutama akses teknologi informasi.



Di era industri 4.0 ini, maraknya akses informasi jual beli nggak menutup kemungkinan bagi produsen-produsen bandel untuk memasarkan produknya di aneka platform e-commerce tanpa memperhatikan standar keamanan, legalitas, manfaat serta mutu sehingga banyak konsumen yang nggak berhati-hati dan terpengaruh oleh hoax. Oleh karena itu, BPOM telah bersinergi dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan beberapa marketplace seperti Bukalapak, Halodoc, Klik Dokter, Grab, dan Gojek. Dengan terjalinnya kerjasama ini, efektivitas pengawasan keamanan, kualitas dan mutu serta kebenaran informasi dari produk obat dan makanan yang beredar secara online semakin meningkat sehingga masyarakat terhindar dari produk yang tidak memenuhi syarat dan berisiko terhadap kesehatan. 

Ditambah lagi sebelumnya BPOM sudah membuat terobosan teknologi informasi melalui aplikasi BPOM Mobile yang memfasilitasi scan 2D Barcode agar konsumen rajin memeriksa keamanan dan legalitas produk yang beredar di pasaran (untuk lebih lengkapnya cek di ini yes!). Selain menggunakan aplikasi BPOM Mobile, BPOM  bekerjasama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), dimana masyarakat diminta untuk berpikir kritis, tidak membuat dan/atau ikut menyebarkan hoax Obat dan Makanan, karena akan merugikan banyak pihak dan meresahkan masyarakat luas. 



Nah, apa aja sih yang termasuk berpikir kritis dalam membeli pangan online? Pertama, lihat dulu deskripsi produk secara rinci seperti komposisi, nomor izin edar, sampai umur simpan. Lalu apabila informasi yang tertera belum cukup lengkap, gunakan fitur chat untuk memastikan langsung ke pihak produsen dengan pola 5W 1H untuk mengumpulkan informasi. Setelah itu, evaluasi info yang didapat dan mempertimbangkan hasil tersebut, kemudian jangan lupa eksplor dari sudut pandang lain yaa, supaya pertimbangannya makin objektif.

Kenapa sih, BPOM gencar banget ngajak masyarakat, khususnya generasi milenial untuk lebih kritis dan waspada terhadap keamanan pangan? Karena pangan yang tidak memenuhi aspek keamanan, mutu dan gizi dapat menimbulkan masalah kesehatan, di antaranya penyakit tidak menular seperti diabetes dan kejadian luar biasa akibat pangan seperti muntah atau diare. Yang lebih parah, faktor utama yang menyebabkan kelaparan dan kematian adalah gaya hidup pasif dan pangan yang tidak aman lho.

Oh iya, selain diskusi, acara ini juga diikuti oleh adik-adik dari SMA dan SMK se Jakarta yang juga mengikuti lomba yel-yel dengan tema makanan sehat. Kreatif dan kritis-kritis lho mereka ini, jadi makin semangat deh liat bibit-bibit generasi cerdas. Apalagi setelahnya buat yang bisa menjawab pertanyaan dapet hadiah sepeda, hihi!



Jadi, gimana? Udah siap jadi generasi cerdas dan sehat?
Semoga infonya bermanfaat yaa.

Regards, Ratri




0 komentar:

Posting Komentar

Komentar boleh, nyampah gak jelas jangan ya :D