Mr. Sunshine, Romansa dan Patriotisme Sejarah Korea (Bebas Spoiler)


Assalamu'alaikum!
Seumur-umur mantengin drama Korea, sebelumnya jarang banget geregetan sama episode selanjutnya atau kapan subtitlenya muncul di situs streaming. Tapi lain banget ceritanya ketika saya 'kecemplung' dan telanjur jatuh cinta dengan Mr. Sunshine, drama original Netflix 24 episode yang mulai tayang bulan Juli hingga 30 September lalu. Atas rekomendasi seorang teman dan emang doyannya tipe drama romansa masa lalu dipadu tokoh cewek nan badass, akhirnya saya terpelatuk untuk menonton sampai selesai dan gagal move on. Ladhalah, drama ini ditulis oleh Kim Eun Sook dan disutradarai oleh Lee Eung Bok yang sebelumnya menggarap Descendants of the Sun dan Goblin. Syedap!

Walaupun judulnya Mr. Sunshine, drama ini berlatar masa penjajahan Jepang dan Amerika di tanah Korea yang dulunya bernama Joseon sehingga drama pun dimulai dengan situasi mencekam dan peperangan. Cerita berporos pada Eugene Choi (Lee Byung-hun), seorang marinir Amerika yang dulunya yang hijrah ke New York sebagai budak cilik pasca insiden Shinmiyangyo tahun 1871 dan kembali ke Joseon karena sebuah tugas. Dalam tugas tersebut, Eugene bertemu dengan seorang gadis ningrat bernama Go Ae-sin (Kim Tae Ri) dan jatuh cinta. Dari situlah kisah mereka dan sekitarnya berkembang dan para penonton terhanyut.

Berhubung dunia bukan milik berdua, di antara mereka ada Gu Dong-mae (Yoo Yeon-seok), ketua gangster Jepang di Hanseong yang pernah ditolong Ae-sin saat kecil, Kim Hui-seong (Byun Yo-han), tunangan Ae-sin yang akhirnya pulang setelah 10 tahun 'kabur', dan Kudo Hina (Kim Min-jung), janda muda pemilik Hotel Glory yang menyimpan banyak misteri. Berlima, takdir mereka saling bertaut dalam balutan gun, glory, dan sad ending.

Lima tokoh sentral: Hui-seong, Eugene, Ae-sin, Dong-mae, Hina

Kelima tokoh utama ini saling menguatkan cerita dengan chemistry yang solid sehingga penonton dibuat terpikat dari episode pertama. Selain romansa Eugene dan Ae-sin yang dibuat lambat namun makin manis sekaligus tragis, bromance - yang ga ada romantis-romantisnya acan -  antara Eugene, Dong-mae dan Hui-seong yang penuh sarkas dan dinamis juga asyik ditonton. Dinamika hubungan Ae-sin dan Dong-mae yang kayak tikus dan kucing dan usaha Hui-seong 'menaklukkan' sang tunangan bikin penonton baper mau nge-ship Ae-sin sama siapa, haha. Jangan lupakan hubungan Hina dengan keempat tokoh kunci yang progresif, mulai dari antara pemilik hotel dengan tamu-tamu, temen curhat, temen ngerokok, temen ngemil cantik sampai semua kompak jadi sekutu. 

Masing-masing tokoh utama juga punya premis menarik. Eugene yang getirnya konsisten mengalami krisis identitas baik sebagai orang Amerika maupun Joseon saat konflik memuncak. Di balik hanbok dan paras manisnya, Ae-sin punya dua 'topeng': gadis bangsawan dan penembak ulung hasil berguru sama pemburu langganan sang kakek. Dong-mae punya alasan tersendiri kenapa dia selalu bersikap nyebelin di depan Ae-sin dan berpakaian sebagai orang Jepang. Hui-seong si murah senyum dan flamboyan mau tak mau menanggung beban keluarganya di masa lalu yang berhubungan dengan Eugene, juga pernikahannya dengan Ae-sin. Walaupun harta berlimpah dan Hotel Glory selalu rame, Hina tetaplah seorang perempuan yang ingin dicintai dengan tulus setelah melewati berbagai kegetiran hidup yang menahan air matanya.

Karakter pendukung di Mr. Sunshine nggak hanya berperan sebagai 'tim hore' (kecuali entourage samurainya Dong-mae) melainkan comic relief yang bikin ngakak dan terharu, saksi kunci, bahkan scene stealer yang nantinya berperan penting. Kehadiran mereka yang konsisten sejak episode pertama bikin penontonnya ikut jatuh sayang. Mulai dari duet Mrs. Hamandaek dan Mr. Haengrang, pembantu yang udah kayak orang tua sekaligus partners in crime Ae-sin, Kyle Moore, rekan seperjuangan Eugene yang hobinya workcation alias kerja sambil plesir (dan bikin puisi yang gak kelar-kelar, lol), Hwang Eun-san, juragan keramik yang dulu nolongin Eugene cilik kabur ke New York sekaligus kapten Pasukan Kebenaran, sampai Il-sik dan Chun-sik, duo pembunuh bayaran gahar yang banting setir jadi agan-agan toko serba ada nan menghibur pemirsa. Bhayk.

via GIPHY


Tokoh antagonisnya juga bikin penonton ikut sebel. Walau menganut sistem gugur satu tumbuh seribu, Lee Wan-ik, penerjemah ambisius yang membelot ke Jepang paling mantul liciknya. Mulai dari membunuh orang tuanya Ae-sin, memprovokasi wong cilik, menjual anaknya sendiri (hayo tebak anaknya yang mana!), sampe kekeuh sumekeuh mau diangkat jadi Menteri Luar Negeri ke Istana sampe rajanya trauma. Tentara dan Menteri Jepang yang bikin onar juga dibikin sebengis-bengisnya dari awal nongol sampe mokat, udah gitu rata-rata kurang sedap dipandang (mungkin faktor sejarah Jepang dan Korea di masa itu memang buruk).

Soal jajaran cast jangan ditanya: MANTUL! Terlepas dari skandalnya beberapa waktu lalu, Lee Byung-hun tetap berkharisma saat berperan sebagai Eugene dan beradu akting dengan Kim Tae-ri, yang walaupun masih baru di jagad film Korea pembawaannya terasa pas untuk memerankan Go Ae-sin. Saking meyakinkannya akting Tae-ri, ketika Ae-sin nangis kejer saya juga ikutan nangis dong, lol. Selain menampilkan sepasang bintang yang lagi jaya-jayanya walau beda generasi, duet maut Lee Eung Bok dan Kim Eun Sook punya racikan jitu: bedol franchise. Misalnya, kedua orang tua Ae-sin diperankan oleh Jin-goo dan Kim Ji-won (yang nonton DotS bakal seneng nih liat pasangan ini!) yang walau cuma muncul satu episode tetep berkesan di hati. Beberapa aktor-aktris yang pernah muncul di drama-drama sebelumnya juga ikut memerankan tokoh-tokoh pendukung yang nggak kalah ciamik. Okesip.

Karena Mr.Sunshine juga penuh adegan baku hantam, satu hal yang bikin unggul adalah koreografi actionnya dikemas secantik gaun Perancis andalan Hina dan hanboknya Ae-sin. Mau itu adegan kejar-kejaran lintas Hanseong, tembak-tembakan Ae-sin dan Eugene dari atas atap, adu pedang antara Dong-mae versus gangster Jepang cabang pusat di pinggir pantai - menghunus pedang bisa kompak dengan posisi mengepung! -, yang paling juara nih, kalo Hina udah megang pedang anggarnya dalam balutan gaun, lalu sempet nembak sambil gelayut manja di trem. Oh iya, spoiler dikit, setelah tukeran baju dan ngemil cantik di toko roti bak cewek-cewek jaman chigeum, Hina dan Ae-sin sempet berduel. Kebayang kan, gimana badassnya kombinasi dua cewek cantik dengan senapan dan pedang dalam adegan duel itu? CUCOK!


Penonton juga dimanjakan oleh sinematografi yang indah, puitis dan simbolis. Nggak cuma dari sisi landscape, bahkan proporsi dan komposisi warna juga diperhitungkan biar enak dipandang mata. Bahkan jarang nemu template adegan klise yang biasanya ada di drama-drama Korea atau sageuk lainnya, kayak adegan pertemuan pertama Ae-sin dan Eugene setelah beraksi di atas atap, pas banget ketika lampu menyala pertama kali di jalan raya Hanseong. Dan oh, jangan lupakan adegan signature mereka yang ini, bisa jadi alternatif foto lamaran, hihi (tetep yaa hmmm).

Sedangkan dari sisi patriotisnya, ada beberapa scene yang melambangkan jatuh bangun Korea pada masa itu. Misalnya, waktu tentara Jepang datang ke dermaga Jemulpo mereka berjalan di atas jalan raya yang dibangun tinggi, sementara di bawah jalan itu terlihat rakyat Joseon yang ketakutan, tahu nasib mereka akan nelangsa. Bendera juga jadi salah satu elemen sinematografi yang memperkuat kesan patriotisme dalam Mr. Sunshine. Pada episode pertama, bendera Korea yang sempat terhalang bendera Amerika melambangkan peperangan Shinmiyangyo yang terjadi di pinggir pantai. Lalu ada juga adegan bendera Korea yang penuh cap tangan sebagai sumpah para pejuang berkibar saat menghadapi tentara Jepang. Merinding! 



Alur cerita juga dibalut rapi dan beruntun sehingga penonton turut menyaksikan perkembangan masing-masing tokoh seiring penjajahan Jepang makin menjadi-jadi di Joseon. Jika di episode-episode awal hingga pertengahan lebih banyak menceritakan romansa segi empat antara Ae-sin, Eugene, Dong-mae dan Hui-seong, mulai episode 15 ke atas romansa dalam Mr. Sunshine perlahan beralih ke sisi patriotisme masing-masing demi memerdekakan Joseon dari cengkeraman Jepang. Namun supaya nggak bosen, tetap ada humor yang jadi pelipur lara, bahkan di saat-saat genting.  

Setelah hampir keluarga Ae-sin dibantai pasukan Jepang atas perintah Lee Wan-ik, Ae-sin berjuang bersama Pasukan Kebenaran. Eugene sempat dipenjara dan jabatannya dicopot sebelum kembali ke Joseon, sedangkan Dong-mae memutuskan untuk menjadi ronin dan keluar dari gangster setelah hampir mati dikeroyok. Hina tetap harus 'main cantik' menghadapi tentara Jepang yang makin nggilani sampai rela kehilangan asetnya. Hui-seong nggak mau ketinggalan berjuang dengan mendirikan surat kabar tak bernama yang menyuarakan kebenaran rakyat Joseon. Seenggaknya, dengan cara itu Hui-seong bisa berkontribusi pada negara sebagai pewaris keluarga terkaya kedua di Joseon. Jadi siap-siap banjir air mata deh!

Secara keseluruhan, drama Mr. Sunshine ini nggak hanya menggambarkan romansa antara sepasang manusia, namun juga rasa cinta rakyat pada negara demi kemerdekaan dari penjajah. Mengutip kata-kata Eun-san, 

Kalau seratus orang ingin menyelamatkan negara kami, seribu orang ingin menyerahkannya. Tapi sepuluh orang yang mereka tambahkan akan kalah dengan mudah karena seorang pengkhianat tak bertaruh nyawa, sedangkan kami berjuang melindungi negara dengan nyawa kami.
Namanya juga drama berlatar perang yang sedang klimaks-klimaksnya, kecil kemungkinannya untuk mendapatkan akhir yang bahagia. But still, kombinasi elemen-elemen bener-bener memukau buat ditonton sambil mengisi waktu luang. Inget-inget aja nih pesan sponsor dari Ramsay Bolton: If you think this has a happy ending, you haven't been paying attention. Tabik.

UPDATE: MR. SUNSHINE MENANG THE BEST DRAMA DI AJANG APAN AWARDS 2018! (Gak cuma satu, tapi nyabet empat piala! Ddabong!)

Selamat menonton!

Regards, Ratri


4 komentar:

  1. huhu drama ini keren banget walau endingnya bikin nyesek. coba ya ada sinetron indonesia bisa bikin beginian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yakaaaan susah move on kaaan! Sebagus itu omg

      Hapus
  2. drama histori terbaik yang bikin aku gagal move on dan akhirnya hiatus nonton sampai sekarang. Terlalu sad tapi menerima kenyataan kenapa harus berakhir seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga susaaah banget move on dari drama ini Uniiii! Makin ke ending mau pelukin semua tokoh protagonisnya, huhuuu *brb nemplok ke gendongan Dongmae *

      Hapus

Komentar boleh, nyampah gak jelas jangan ya :D