Turning Merchandises into Value


Assalamu'alaikum,
Pernah kepikiran nggak, apa yang bisa kita lakukan setelah mengoleksi barang, supaya memiliki nilai lebih dari sekedar pajangan?

Setiap orang pasti punya ketertarikan terhadap suatu barang (atau lebih) sampai harus segera dikoleksi, apalagi kalau sudah menjadi hobi dan barang-barang tersebut nggak semuanya dijual di pasaran. In this case, merchandise Harry Potter yang makin ke sini tambah menggoda iman, kayak lagi ngeliatin es teh manis kala puasa di siang bolong. Karena percayalah, ngoleksi merchandise lebih parah racunnya dari lipstik.

Baru kemarin premiere di New York, tinggal seminggu lagi Newt Scamander dan kawan-kawan siap menghiasi layar lebar bioskop (and not to mention, website streamingan) seluruh dunia. Otomatis fandom Harry Potter kembali hidup dan merchandisenya muncul dalam berbagai bentuk: funko pop, action figure, bahkan naskah filmnya denger-denger mau diterbitin juga awal tahun depan. Belum lagi peluncuran buku naskah teater Harry Potter and the Cursed Child dan seri Harry Potter dalam bentuk ilustrasi. Amboi, baru juga nulis dompet dan kartu ATM udah mewek karena barangnya nggak murah tapi worth it untuk dikoleksi penggemar Harry Potter. 

Iya sih,  belanja merchandise fandom memang sama adiktifnya dengan belanja produk kecantikan, tapi merchandise lebih jarang digunakan selain untuk dipajang, dan kadang malah terkesan riya' karena hanya jadi pajangan. Makanya untuk menghindari riya'nya, kalo belanja merchandise pun memilih barang yang benar-benar terpakai dan pas di kantong.

Dan pada kenyataannya, perasaan ini juga terjadi sama saya. Berkali-kali, tapi sekarang baru nyadar. Ya dari dulu ada beberapa barang merchandise Harry Potter yang saya koleksi, entah dikasih atau memang beli. Tapi selain syal, cardigan dan wand yang sering kepake, sisanya kebanyakan jadi pajangan manis di kamar mungil saya, bahkan beberapa udah hwarakadah bentuknya. Alhasil sering kepikiran, "Oke, barang udah di tangan nih, sekarang apa?" Karena kalau sekedar jadi pajangan tentu nggak se-worth it perjuangan mendapatkannya.

Sambil nyari tau apa yang bisa saya lakukan, ada dua temen saya yang hobi banget ngoleksi pernak-pernik Harry Potter, namanya Icha dan kak Desy. And better yet, merchandise koleksi mereka asli semua dan ngedapetinnya butuh perjuangan. And how they turned things into value? Icha suka bikin "toy story" dengan koleksi funkonya kendati jumlahnya baru 15. Kalo udah ke-post di Instagram sering jadi sasaran saya buat bikin cerita atau caption pendek supaya "toy story"nya makin hidup. Lain hal dengan kak Desy, yang koleksinya memang jadi pajangan kalau Indo Harry Potter ngadain gathering dan bikin orang mupeng karena ditata dengan apik. It's not always about money, but the nostalgic and happy feelings towards Harry Potter fandom become the value.

Kalopun value yang dimaksud adalah uang, nggak harus dijual kok barangnya, tapi menyewakan barang merchandise seperti action figure untuk keperluan foto atau contoh referensi barang dagangan, kostum dan properti untuk cosplay atau buku juga bisa mendatangkan uang. Atau kalo misalnya punya baju atau poster yang udah nggak kepake bisa diolah jadi barang DIY untuk dijual atau dijadiin props. Selain itu, merchandise bisa juga dilelang kalau memang berharga dan disumbangkan atau digadaikan jadi mahar. Speaking of double up the value!

Oiya, sedikit tips biar merchandise koleksinya bisa punya nilai plus yang menguntungkan, pas belanja pilih barang yang nggak hanya aman di budget layak pakai dan dikoleksi, tapi juga gampang diutak-atik dan timeless agar bisa dimiliki dalam jangka waktu yang lama. Oiya, tentunya jangan lupa dirawat juga dong ya..biar kondisi tetep prima bak Professor Minerva McGonagall, yang walau sudah sepuh gak kalah enerjik kayak Berty Tilarso. Ihiy!

Semoga curcol Potterhead yang ini berfaedah yaa...

Regards, Ratri

7 komentar:

  1. Jaman Kecil aku suka banget ngumpulin all about sailor moon, sekarang entah di manaaaa..

    :(

    www.hai-ariani.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah sayang banget Ayaaa...polemik bingung disimpen di mana lagi tapi dibuang sayang memang dilema ujung-ujungnya :(

      Hapus
  2. Pacarku pecinta gundam. Kolektor tapi dia suka dibongkar pasangnya, jadi beberapa tipe yang udah bosan dia jual. Biasanya dimodif biar lebih mahal.hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, bagus tuh dimodif, valuenya barangnya nambah deh, haha.

      Hapus
  3. Hueee... saya pengen bgt bisa kokeksi, tapi apa daya orangnya gak telatenan euy..

    BalasHapus
  4. Hoo iya ya, baru kepikiran kalau punya bberpa koleksi itu bisa bikin value yg menyenangkan. Butuh kucoba nih. Gali2 ide lagi buat barang jadi value.

    BalasHapus
  5. Asyik juga kalo barang koleksi jadi valueable ya. Kalo aku, dulu suka koleksi mug kecil kecil gitu. Sekarang dah ntah kemana, dimainin ponakan. Sebagian pecah dan hancur #sad

    BalasHapus

Komentar boleh, nyampah gak jelas jangan ya :D