Mengalahkan "Dementor" bernama Negative Thinking

Once again, thank you, JK Rowling!

Assalamu'alaikum,

Sebenernya butuh keberanian buat nge-share ini di blog, berhubung bahasannya personal banget.

Di buku dan film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, ada adegan dimana Harry (Sirius Balck juga sih) kena "ciuman dementor" agar semua kebahagiaannya lenyap. Nyiumnya boro-boro deh pake lipstik matte, Dementor-dementor ini nyiumnya pake metode hisap sampe korbannya nggak merasa bahagia dan hopeless.

And apparently, shit happens to me.

Beberapa minggu terakhir sampe akhirnya saya memutuskan untuk menulis blog post ini bahkan, seriiiing banget kedatengan "dementor" bernama "negative thinking". Dari yang sekedar su'udzon (nah, ini nih harus dibanyak-banyakin istighfar!) sama hal-hal kecil sampe kebawa sedih dan gelisah sendiri karena ngerasa konten blog kurang "berisi", semuanya datang bertubi-tubi. Dari luar memang kelihatan baik-baik aja, tapi sekalinya kena 'senggol', wah...mikirnya bisa ke mana-mana. 

Overthinkingnya kambuh lagi deh kalo udah muncul pertanyaan kayak, "gue tuh cuma selingan di hidup mereka apa gimana, ya?" "bisa nggak ya gue meraih impian gue, padahal kemauan gue tuh berubah-ubah?" "bisa nggak ya, gue bikin ayah-ibu gue bangga saat ini?" atau, "kira-kira gue bisa nggak ya berkembang di pekerjaan yang ini?" "apakah gue terlalu buruk buat ngedampingin Abhi?" "am i the forgettable one, the one who always left behind?"

Baper baper, deh. Reflection-nya Lea Salonga dan Fix You-nya Coldplay jadi soundtrack andalan.

Thus, I have a lot of self-doubt. Di situlah para "dementor" ini menghisap hampir seluruh positivity yang harusnya bisa saya liat ketika menghadapi masalah, sehingga yang tersisa ya hanya sisi negatifnya.

Kalo udah begini, hal paling terakhir yang diharapkan terjadi adalah orang-orang yang saya anggap penting akan menjauh karena apa yang saya rasakan ngebawa efek negatif ke mereka. That's why, like Harry, sometimes i chose to hold it back aaalll the negative thoughts mau kesel, sedih, marahnya kayak apa, nggak tau siapa lagi yang bisa dicurhatin karena kesibukan masing-masing.  Makanya daripada makin bobrok, hampir tiap pagi setelah sampe kantor saya sering banget blogwalking dan baca postingan atau quotes berbau positivity, itung-itung cari wangsit nulis sekaligus tombo ati. Selain nyari positive vibes, nggak ada salahnya untuk nyoba menciptakan positive vibes juga walau belum tau bakal ngefek apa nggak. Walau kadang pikiran-pikiran tadi suka muncul, at least kadarnya mulai berkurang karena saya nggak mau lama-lama di sisi gelap (dikata Star Wars kali, sisi gelap!).

Balik lagi ke perumpamaan awal, Dementor cuma bisa dibasmi sama mantra Patronus yang berasal dari pikiran-pikiran positif si pemantra. In this case, the spell caster is yours truly.

Berhubung saya susaaaah banget terbuka sama orang apalagi kalo udah ada trust issue, satu-satunya orang yang saya curhatin soal ini (dan kena semprot omelan) dari nangis sesenggukan, lalu tenang, lega dan akhirnya bisa tersenyum lagi ya, Abhi. By the way, he's one of the main Patronus components besides food, old memories and Song Triplets, haha!

If you know him well, he's a man with a huge, wide heart walau lempengnya kayak Jon Snow.

And it's about time to kiss the Dementors away as i cast my Patronus spell, alias, 
Bhay, Dementors!

Info aja nih, kalo boleh ngayal hore, Patronus saya maunya berbentuk naga berkepala tiga *kerek banner Targaryen*

Ngomong-ngomong, ada yang pernah ngerasain hal yang sama? Tetep semangat yah!

Regards, Ratri