Begin Again

Outing ke Belitung, April 2015

Assalamu'alaikum,

Sebelumnya maap pisaaan karena posting blog terakhir belom ada kelanjutannya.
Sebulan terkahir ini, ada kejadian yang cukup emosional buat saya. Nggak ada drama kumbara sih memang, tapi proses embrace the fact, let it go dan mulai dari awal lagi ini yang bikin perasaan saya campur aduk sampai detik ini. Excited iya, minder juga, galau jangan ditanya. Di tempat yang sekarang asli deh, nyamaan sekali. Orang-orangnya udah kayak keluarga sendiri, kerjaannya pun seru, banyak ilmu yang bisa didapetin selama di sini. Tapi, ada waktunya untuk keluar dari zona nyaman dan mengasah diri sekali lagi di tempat lain. And this is my time to moving on, then begin again.

Selama setahun lebih ngalamin naik turunnya dunia kerja, baru kali ini saya dikelilingin orang-orang yang 95% rame, 'gila', tulus, suportif satu sama lain terlepas dari divisi atau tim, kekeluargaannya erat banget, dan DOYAN MAKAN! I repeat, doyan makan! Dan jajan! Di mana ada cemilan dan jajanan, di situ kami ngerubung. Makanya saya subur dan pipi mbulet kayak Minguk *penting*. 

Waktu saya mulai kerja, ibu saya pesen, "Masuk baik-baik, keluar juga baik-baik". Artinya, kalau memang sudah waktunya lanjut ke tempat lain, jangan sampe ninggalin tempat lama dengan keadaan jelek, misalnya ada konflik sama rekan kerja, ada tanggung jawab yang belum selesai, dan lain-lain. Setelah keluar pun networking harus tetep dijaga. Begitu terus sampe pensiun. Kemarin,  salah satu rekan kerja di kantor nyeletuk, "Lo beruntung banget, keluar-keluar dari sini bawa banyak doa." 

Those words were comforting and encouraging me at the same time, saya cuma bisa senyum dan mengamini kata-katanya.

Memulai sesuatu dari awal lagi bukan hal mudah. Yang setahun kemarin account  LinkedIn cuma dipake buat nambah koneksi sana-sini jadi lebih sering dibuka, update dan kirim-kirim CV, koreksi diri potensi apa aja yang bisa dimaksimalkan di dunia kerja, harap-harap cemas ada yang mau hire apa nggak, ketemu (calon) orang-orang baru, dan sebagainya. Apalagi saya termasuk tipe introvert yang susah move on dari lingkungan yang udah nyaman, it'll be a whole new struggle I have to deal with.

Ibarat Hari Raya Idul Fitri, kita memulai segalanya dari awal supaya lebih baik lagi dalam ikhtiar dan ibadah supaya hidup kita berguna dan amalannya nggak sia-sia.

Teman-teman ada yang lagi (atau pernah) merasakan hal-hal kayak gini juga? Sharing yuk!

Regards, Ratri


2 komentar:

  1. Selamat menepuh hidup baru Mbak. Semoga jadi berkah, lancar selamanya... :)
    Saya jadi bingung kok selamat Id Fitri ya Mbak? Huehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibaratnya, memulai dari awal tuh kayak Idul Fitri, bener-bener buka lembaran baru, hehe.

      Hapus

Komentar boleh, nyampah gak jelas jangan ya :D