Assalamu'alaikum,
Dari kecil, saya seneng banget sama cerita rakyat, dan bukan tipe yang princess/damsel in distress-met the prince-lived happily ever after. Inget banget pas umur 6 tahun beli buku cerita Ushiwakamaru (nama kecilnya Yoshitsune Minamoto) karena keinget sama Mulan (yang Disney itu lho ya, bukan yang ituh *giggles*) dan saya makin kepincut sama cerita rakyat Asia, terutama Jepang. Putri Kaguya adalah salah satu yang paling 'nempel' di memori saya sampe sekarang.
Weekend lalu, saya sempet nonton salah satu karya terbarunya studio Ghibli, "The Tale of the Princess Kaguya". Nggak kayak film Ghibli lainnya yang style animasinya masih 2D dan terkesan jadul, film ini menampilkan animasi dengan gaya sketsa lukisan, jadi sepanjang film penggambarannya keliatan raw dan puitis banget, kayak karakter si Putri Kaguya ini. Nostalgia deh sayanya sambil nonton, hehe..
Begini cerita versi filmnya.
Alkisah, seorang kakek pemotong bambu nggak sengaja menemukan pucuk bunga dengan cahaya berpendar-pendar. Ternyata, didalamnya ada seorang makhluk kecil cantik kayak putri kerajaan. Lalu, dengan hati-hati si kakek mengambilnya dan membawanya pulang ke rumah. Sempet dikira boneka, dia dan istrinya terkejut karena makhluk pitik itu seketika berubah jadi bayi! Wajar lah aki-nini ini girang karena selama ini belom dikaruniai anak.
Nah, si bayi ini cepet banget gedenya dan dapet julukan "Takeno-ko" alias bambu kecil sama temen-temennya yang ternyata lakik semua. Nah, di sini ada salah satu scene dimana mereka semua nyanyi lagu rakyat Jepang, judulnya "Warabe Uta". Bagi yang udah nonton, dijamin hatena kasuat-suat denger kalimat ini:
Go round, come round, come round, O distant time
Come round, call back my heart
Come round, call back my heart
Birds, bugs, beasts, grass, trees, flowers
Teach me how to feelIf I hear that you pine for me, I will return to you (link here)
Singkat cerita, si kakek sering nemu emas di balik bambu, karena dia percaya bahwa gadis kecil ini adalah putri, dia bolak-balik ibukota buat beliin istana dan seisinya buat anak ini. Akhirnya dengan terpaksa dia dan kakek-nenek hijrah ke kota meninggalkan gunung. Bukannya seneng, dia malah sedih karena ninggalin temen-temennya, terutama seorang cowok bernama Sutemaru. Apalagi pas tinggal di istana dia harus berlaku sesuai tata krama, gak boleh lari-lari, harus nyabut alis, ngitemin gigi, sampe didandanin pas upacara coming-of age tapi gak mingling sama tamu karena 'diumpetin' di dalem tandu.
Pas adegan ini, penggambaran scenery emosinya Kaguya keliatan kontras banget, karena dalam mimpinya dia nggak sengaja denger bahwa sebenernya si kakek bukan bangsawan, melainkan orang kaya baru (emang bener sih, cuma ya kalo jadi Kaguya sakit lah yaa denger bapak angkatnya dinyinyirin). Dari situ dia marah banget lalu lari keluar istana, non stop: dari yang ayu banget sampe penampilannya dekil sedekil-dekilnya, seperti yang terlihat di trailer.
Since then, kecantikan Kaguya tersebar di mana-mana. Kalo konteksnya jaman sekarang sih, gak usah dipromote lewat Dagelan atau Tinder yang ngelamar juga bezibun, haha. Tapi emang dasar si Kaguya gak mau diperawanin (Kaisar aja mau mempersunting dese--tapi gagal juga karena pervert), semua calon yang berasal dari keluarga bangsawan gagal total! Ada yang mati, ada yang ketauan barangnya KW, ada juga yang ngambek karena sebelumnya Kaguya emang minta dibawain barang langka sebagai persyaratan. Si kakek pun sutris karena nggak ada yang berani ngelamar anak daro satu-satunya . Kaguya sendiri cuma bisa nyalahin diri sendiri karenanya.
Sampe suatu hari, di tengah kegalauannya dia sering ngelamun ngeliatin bulan. Akhirnya karena ngerasa Kaguya nggak se-lively dulu, kakek dan nenek ngajak dia ngobrol. Akhirnya dia mengakui bahwa Kaguya diutus dari bulan agar bisa menebus kesalahannya. Dan karena selama ini dia nggak happy, diam-diam dia berharap bakal dijemput pulang pada malam ke-15. Tapi karena sebenernya dia sayang banget sama orang tua angkatnya, dia nggak mau pergi. Tapi apa boleh buat, tepat pada malam ke-15 serombongan kahyangan berparade dari langit demi ngejemput diana, dengan bintang tamu:
Ya apa boleh buat, kalo yang Maha Berkehendak udah kunfayakun, Kaguya harus balik ke bulan walaupun nggak rela berpisah dari kakek dan nenek. Apalagi waktu dia dipakein semacam jubah, ingatannya akan kakek-nenek musnah,nah,nah! Di sini, saya berhasil dibikin mewek. Ghibli, how could you?!! *mewek di pangkuan kang sutradara*
Ternyata diantara semua adegan di film ini, scene terakhir inilah yang paling ngena buat saya sehingga jadi nangkep sebuah pesan, terlepas dari makna aslinya : seorang anak bukan milik orang tua seutuhnya, karena anak itu, amanah, titipan dari Allah SWT yang harus dijaga lahir-batinnya. Keinginannya didengarkan, dan memahami kebahagiaannya sehingga nggak menyesal di kemudian hari. Udah gitu, anak juga bukan pajangan yang bisa dibangga-banggain orang tua karena bisa mengikuti keinginan ortunya. Asli, saya kayak ketampar rasanya.
Walau belum jadi ibu, udah kebayang gimana kalo nasibnya mirip sama Kaguya: her happiness isn't really hers, it's actually the grandpa's all along. And then all of the sudden she returns to the moon (or in our case, jannah). Amit-amit deh kalo perpisahannya tanpa diiringi rasa ikhlas dan berserah kepada Allah SWT. Semoga kedepannya kita bisa belajar jadi orang tua (dan calon orang tua) yang baik buat anak-anaknya yaa..
Ngeniwei, film ini highly recommended buat ditonton. Ghibli, aku padamuuu!!
Regards, Ratri
Sampe suatu hari, di tengah kegalauannya dia sering ngelamun ngeliatin bulan. Akhirnya karena ngerasa Kaguya nggak se-lively dulu, kakek dan nenek ngajak dia ngobrol. Akhirnya dia mengakui bahwa Kaguya diutus dari bulan agar bisa menebus kesalahannya. Dan karena selama ini dia nggak happy, diam-diam dia berharap bakal dijemput pulang pada malam ke-15. Tapi karena sebenernya dia sayang banget sama orang tua angkatnya, dia nggak mau pergi. Tapi apa boleh buat, tepat pada malam ke-15 serombongan kahyangan berparade dari langit demi ngejemput diana, dengan bintang tamu:
![]() |
Yes, this is Buddha! |
Ya apa boleh buat, kalo yang Maha Berkehendak udah kunfayakun, Kaguya harus balik ke bulan walaupun nggak rela berpisah dari kakek dan nenek. Apalagi waktu dia dipakein semacam jubah, ingatannya akan kakek-nenek musnah,nah,nah! Di sini, saya berhasil dibikin mewek. Ghibli, how could you?!! *mewek di pangkuan kang sutradara*
Ternyata diantara semua adegan di film ini, scene terakhir inilah yang paling ngena buat saya sehingga jadi nangkep sebuah pesan, terlepas dari makna aslinya : seorang anak bukan milik orang tua seutuhnya, karena anak itu, amanah, titipan dari Allah SWT yang harus dijaga lahir-batinnya. Keinginannya didengarkan, dan memahami kebahagiaannya sehingga nggak menyesal di kemudian hari. Udah gitu, anak juga bukan pajangan yang bisa dibangga-banggain orang tua karena bisa mengikuti keinginan ortunya. Asli, saya kayak ketampar rasanya.
Walau belum jadi ibu, udah kebayang gimana kalo nasibnya mirip sama Kaguya: her happiness isn't really hers, it's actually the grandpa's all along. And then all of the sudden she returns to the moon (or in our case, jannah). Amit-amit deh kalo perpisahannya tanpa diiringi rasa ikhlas dan berserah kepada Allah SWT. Semoga kedepannya kita bisa belajar jadi orang tua (dan calon orang tua) yang baik buat anak-anaknya yaa..
Ngeniwei, film ini highly recommended buat ditonton. Ghibli, aku padamuuu!!
Regards, Ratri
kayanya seru nih saya belum pernah nonton
BalasHapusAku sendiri belum nonton, hehehe.. Soalnya belum dapet feel dari isao takahata san yg menggambarkan sebuah cerita lewat goresan yg layaknya lukisan. Nikmatin karyanya beliau butuh jiwa seni tinggi sih menurutku. Aku sendiri udah nonton my neighbors the yamadas, dan g dapet feelnya. Beda dengan karyanya takahata san yg penggambarannya lebih sederhana dan mudah dimengerti kayak pompoko, only yesterday, dll, aku bisa nangkep apa yg mau disampaikan di film itu. Yah gini deh kalau urusan seni cetek, buat hasil karya kayak kaguya aku g sanggup buat nikmatin
BalasHapus