Assalamu'alaikum!
Liat judulnya, banyak kali ya yang udah bosen kenapa referensi saya kalo nggak ke dunia sihir ke Westeros melulu di blog ini, hehe...maaf yaah. Pasalnya, Jon Snow, salah satu tokoh utama dari saga "Game of Thrones" , bisa dibilang mirip sama saya: sama-sama newbie di dunia kerja, jadi jembatan antara satu pihak dengan yang lain, sekaligus penjaga keamanan, walau lokasi dan konteksnya beda banget. Lah, bukannya Melisandre lebih cocok 'digambarkan' sebagai PR? Secara dese yang ngebentuk image barunya Stannis Baratheon! Yes she did, but a PR associate didn't give birth to a shadow baby to kill anybody, ever!
Sebelumnya nggak pernah kepikiran saya bakal kerja jadi PR, apalagi di agency. Tapi entah kenapa cita-cita dari dulu selain freelance adalah kerja di lingkungan yang kecil, tapi fleksibel. Yap, baru tujuh bulan saya menggeluti profesi sebagai PR Associate di salah satu agency di Jakarta, tapi cukup banyak yang bisa saya ceritakan. Terus kaitannya sama Jon Snow apa dong? Kalau diringkas, miripnya tuh di sini :
Liat judulnya, banyak kali ya yang udah bosen kenapa referensi saya kalo nggak ke dunia sihir ke Westeros melulu di blog ini, hehe...maaf yaah. Pasalnya, Jon Snow, salah satu tokoh utama dari saga "Game of Thrones" , bisa dibilang mirip sama saya: sama-sama newbie di dunia kerja, jadi jembatan antara satu pihak dengan yang lain, sekaligus penjaga keamanan, walau lokasi dan konteksnya beda banget. Lah, bukannya Melisandre lebih cocok 'digambarkan' sebagai PR? Secara dese yang ngebentuk image barunya Stannis Baratheon! Yes she did, but a PR associate didn't give birth to a shadow baby to kill anybody, ever!
Sebelumnya nggak pernah kepikiran saya bakal kerja jadi PR, apalagi di agency. Tapi entah kenapa cita-cita dari dulu selain freelance adalah kerja di lingkungan yang kecil, tapi fleksibel. Yap, baru tujuh bulan saya menggeluti profesi sebagai PR Associate di salah satu agency di Jakarta, tapi cukup banyak yang bisa saya ceritakan. Terus kaitannya sama Jon Snow apa dong? Kalau diringkas, miripnya tuh di sini :
1. Watchers of The...Registration Table
Tugas utama Jon Snow dan geng Night's Watch adalah pelindung masyarakat sekitar di wilayah utara dari serangan makhluk-makhluk nyata dan gaib seperti Wildlings (orang-orang nomaden nan kanibal), White Walkers (semacam zombie salju yang merupakan penghuni terpurba di jagat Westeros), The Others, dan raksasa. Night's Watch harus siap siaga supaya makhluk-makhluk ini nggak bablas ke Westeros dan menyebabkan berbagai kekacauan.
Tiap kali klien mengadakan event yang mengundang media, saya jadi "Night's Watch" di meja registrasi, dalam arti harus memastikan wartawan yang datang sesuai dengan undangan dan dapet media kit berbentuk press release (yang sudah diapprove klien) dan souvenir. Karena kalo nggak diawasi ketat, banyak wartawan nggak diundang yang hadir tapi belum tentu meliput apalagi nerbitin artikel yang harus kami masukkan ke laporan berkala ke klien. Tapii nggak kayak Night's Watch yang harus beradu pedang, seorang PR Associate harus tetep elegan dan ramah ngadepin mereka, sekalipun cara penyampaian dari mereka kadang kurang menyenangkan.
2. Keep Your Attitude and "Lempeng" Face
Jon Snow itu walaupun ganteng mukanya luar biasa....lempeng. Buktinya waktu berhadapan sama wildling, Tyrion Lannister, bahkan keluarga Stark yang ngasuh dia sampe gede, mukanya tetep lempeng. Serius! Gini lah mukanya kira-kira :
![]() |
Kurang lempeng apa cobak? Tapi... |
Attitudenya tetep dijaga, dalam arti sigap ketika mimpin perang di The Wall, tapi bisa hangat ketika masih tinggal di Winterfell dan jadi abang angkat yang baik buat Stark bersaudara. Udah gitu meskipun hukum pacaran haram, Jon Snow tetep bisa ngejaga image jomblonya diantara temen-temen Night's Watch, haha.
PR Associate pun begitu (Generally PR dimanapun lah ya..) harus bisa jaga image klien atau perusahaan di hadapan media, terutama. Sesama teammate pun harus kompak dan sigap sehingga nggak terjadi miskomunikasi. Nggak ada ceritanya deh ngumbar spoiler serial terbaru di TV ke wartawan (ya, salah satu klien di kantor saya adalah TV kabel) padahal belum pasti plotnya kayak apa atau sekalipun udah ada press kit yang disebar. Sekali diberitain dan malah simpang siur...siap-siap kena marah klien! Pleus, berkaitan dengan poin pertama, gimanapun keadaannya jangan sekali-kali keliatan atau kedengeran judes, apalagi depan wartawan. Harus tetep lempeng bin ramah muka dan suaranya, tapi tetep tegas, dan super sabaaarr....
3. Everybody's Company
Walaupun Jon resmi bergabung jadi Night's Watch dengan segala aturannya, dia tetap berhubungan dan berusaha mengerti sama Mance Ryder, salah satu pemimpin Wildlings. Kalo ngikutin serialnya, Jon lumayan sering diskusi sama Mance Ryder biar kedua belah pihak damai sentosa walau sebagian besar sesepuh Night's Watch nggak setuju sama caranya Jon. Tapi sampe musim ini Mas Jon masih adem aja nangkring di The Wall, hehe...
As a part of the agency, sudah wajib hukumnya untuk pengertian baik sama media maupun klien tanpa harus melanggar kebijakan yang sudah disepakati, apalagi kalo kliennya bersifat retainer. Misalnya secara berkala ada meeting atau con call dengan klien, lalu kalo klien mau ngadain aktivitas dengan tema tertentu, kita harus tau banget, bahkan lebih tau konten dan pesan yang mau disampaikan ke publik, lalu harus bisa liat kira-kira angle seperti apa yang bisa diambil oleh media untuk dijadikan artikel menarik ketika dipublish. Selain itu, biasanya sebelum acara kami nyusun talking point, follow up konfirmasi media setelah nyebar undangan dan tentunya bikin press release dengan approval dari klien. Selama acara, kami biasanya mingle dengan wartawan supaya komunikasi kedepannya lebih santai. Setelah acara pun kami nggak lepas tangan karena harus bikin post mortem report dan follow through ke media setelah sebar rilis atau setelah kirim bingkisan dari klien sebagai tanda terima kasih.
The point is, like Jon, we're bound to more than one side and keep in touch with them *cieile*.
4. Tentang Pesan : Stick 'em to the Pointy End!
Sebagaimana nasehat Jon buat Arya Stark ketika dikasih 'kado' pedang bernama Needle, PR Associate harus mampu menyampaikan pesan to the point dalam kemasan yang menarik supaya "ngena", apalagi kalo kliennya butuh advise supaya citra mereka tetep baik dengan kegiatan yang akan diselenggarakan. Ide yang di-propose harus matang, terus harus sedia jawaban-jawaban halus tapi tegas dan jitu ketika ditanya stakeholders, apalagi kalo pertanyaannya berkaitan sama klien. Nggak di telepon, nggak secara tertulis, nggak ngomong langsung. Bertele-tele is a no-no.
Banyak banget yang masih harus saya pelajari dalam prakteknya, tapi jujur, profesi ini seru banget. Ilmu saya di dunia PR masih belum ada seujung kuku, tapi mudah-mudahan bermanfaat yaa untuk kalian yang udah nyempetin baca tulisan yang diikutsertakan dalam IHB Blog Post Challenge bulan ini. Baik yang kerja kantoran, freelance, ibu rumah tangga, mahasiswa dan pelajar boleh banget ikutan. The more we share, the more happiness we'll get, sisters.
Jika diminta merangkum profesi saya sebagai PR Associate di sebuah konsultan atau agency, Jon Snow would be the person, and multi-masters' advisor would be the word. Kalo kamu?
Regards, Ratri
P.S. : post selanjutnya nggak 'belok' ke Westeros lagi, kok :)
ahahahaha, aku ga nonton Game of Thrones sih, tapi tulisanmu ini lucu juga. ga nyangka profesi bisa dihubungin ke karakter dalam film. Thumbs up sayang!
BalasHapushihihi...thanks kak Prim! Ih dirimu harus nonton dari awaal! Brutal sih, tapi seru ceritanyaa
HapusYou are a good communicator and a good analyst, dear! Keep up the good work!
BalasHapusAaamiiiin...thanks eyang, i'm still learning and faaar than perfection :D
Hapus