“Kira-kira, anak kita namanya siapa, ya?”
Di ranjang peraduan, pandangan sang istri menerawang ke
langit-langit kamar. Suaminya berhenti mengetik di depan laptop, setengah
terkesima memandangi perut sang istri di usia kandungannya yang beranjak empat bulan.
Ukuran perut membuat usia kandungan istrinya terlihat tiga bulan lebih tua. Mungkin
bayinya besar, pikirnya. Kesibukan membuatnya tidak sempat mendampingi sang
istri untuk periksa ke dokter kandungan di rumah sakit yang tidak terlalu jauh
dari rumah.
Dua buah nama terlintas begitu saja di kepala sang suami.
“Mmmm...kalau
laki-laki Kenobi, kalau perempuan Khaleesi.”
Dua nama yang amat lazim di dunia fiksi, namun sangat jarang
digunakan orang tua untuk menamai anak-anak mereka. Di tempat mereka tinggal,
terutama.
“Kenobi?” sang istri mengangkat sebelah alisnya. Ia tahu
betul sejak kecil suaminya menggilai Star Wars, maka pasti dia punya maksud
tertentu mengambil nama salah satu ksatria Jedi terkemuka untuk calon bayi
mereka. Setidaknya, baginya nama Kenobi masih bisa diterima dibanding Qui-gon,
Yoda, apalagi Anakin.
“Dia ada di setiap kejadian, dari awal sampai akhir cerita.
Anggaplah sebagai doa supaya anak kita berumur panjang dan tetap bijaksana
seperti Obi Wan.” Sang istri mengangguk penuh arti. Ia maklum karena nama itu
memiliki doa yang cukup dalam, setidaknya dari suaminya dan plot cerita yang
selama ini ia pahami walau hanya sepintas.
“Kenobi boleh juga. Terus nama panggilannya siapa? Ken, Obi,
atau Keno? Hihi..lucu juga kalau anak kita dipanggil Keno.”
“Keno aneh! Obi!”
“Ken! Bagusan Ken ke mana-mana daripada Obi!”’
“Oke, Ken! Nah, lalu nama tengahnya siapa?”
“Pinginnya sih, Arya. Setidaknya lebih bisa diterima kalau
sudah ada Kenobi. Kalau Khaleesi panggilannya siapa? Kan namanya susah..”
“Yaaa..sesusah-susahnya nama Khaleesi kan artinya bagus.” ujar
sang suami sambil mengetik ‘arti nama Khaleesi’ di mesin pencari.
“Kenapa Khaleesi? Bukan Reina, Queen, atau Suri? Kan lebih
umum.” Sang istri tahu semua nama itu memiliki makna ratu, sebagaimana yang
diinginkannya jika kelak menamai putrinya.
“Khaleesi empu-nya para ratu. Setelah suaminya
tewas dia terus membebaskan budak biar dijadikan pasukan klannya. Aku ingin putri
kita cerdas dan berani seperti penyandang gelar itu.”
“Tapi kan ada gelarnya yang lain. Mhysa. Karena
nantinya dia akan seperti kita,"
Lagi-lagi sang istri memandang dan mengelus perut buncitnya yang tersembunyi di balik daster.
"pemimpin dan ibu.”
Lagi-lagi sang istri memandang dan mengelus perut buncitnya yang tersembunyi di balik daster.
"pemimpin dan ibu.”
Tiba-tiba, mereka saling pandang seolah telah menyepakati sesuatu. Ketika diucapkan, nama itu terasa ringan di balik keagungan seorang ‘ibu’ bernama Daenerys Targaryen. Sang suami tersenyum.
“Mhysa?”
“Mhysa. Kalau boleh kutambah, Padmeswari. Kan Padme Amidala
juga seorang ratu, nggak jauh-jauh dari arti Khaleesi.”
“Lalu ‘swari’-nya?”
“Biar orang tua kita nggak ada yang protes kenapa nama calon
cucunya diambil dari cerita fiksi semua. Jadi, Kenobi Arya Danadyaksa dan Mhysa
Padmeswari Danadyaksa. Pas, kan?”
“Kok, dan?”
“Bayi kita kembar sepasang, Gam. Pegang perutku, agar Ken
dan Mhysa bisa mengenalimu.”
Tanpa menunggu waktu untuk meresapi ketakjuban, Agam langsung
menciumi perut Rani, menyapa kedua anak mereka di rahimnya.
P.S. :
Star Wars, Obi Wan Kenobi, Qui-gon, Yoda &Anakin adalah milik George Lucas
Daenerys Targaryen a.k.a. Khaleesi a.k.a. Mhysa adalah milik Goerge R. R. Martin
17.05.2014
Pinang 982
hahaha hari ini ko bisa sama ih, postingnya gak jauh2 sama calon anak :p
BalasHapus