Roller-Costery February

biar tanpa make up yang penting sumringah yes :p

Kenapa roller-coaster? Karena gue merasakan semuanya selama 28 hari : bahagia, marah, hampir menyerah dan menemukan silver linings setelahnya, bahkan duka. Sebanyak itu dalam kurun waktu sebulan, tapi semuanya toh harus disyukuri :)

Awal bulan lalu, gue ngerasain pahitnya jadi mahasiswa akhir ketika skripsi harus dirombak total, padahal masih di tengah jalan. Kaget sampe lemes sih iya, tapi demi memenuhi target supaya lulus dan diwisuda tahun ini gue harus nerima resikonya dengan bismillah, senyum lebar dan tangan terbuka biar lancar jaya ke depannya. Gue percaya, seberat apapun rintangan pasti bisa dilewati karena Tuhan gak bakal ngasih rintangan yang nggak bisa kita hadapi. Amin? Aminin aja biar dijabah, hehe..

Tanggal 15 Februari, salah satu kawan baik gue, Anisa Irhamna alias Ibel berpulang ke pangkuan-Nya. Shock banget, karena beberapa hari yang lalu dia masih aktif memenuhi social medianya (Twitter, Instagram, Path) dengan update-an ceria walaupun lagi kurang fit. Malam itu juga, kami semua ikut mengantar Ibel ke tempat peristirahatan terakhirnya, persis di samping kubur almarhum ayahnya. Oh iya, karena sejak Januari kemarin alhamdulillah Ibel sudah berhijab, gue sama sekali nggak nyangka bahwa hijab menjadi topik obrolan terakhir kami. Sekarang pasti dia udah bahagia banget di atas sana, dan mungkin tahu betapa sayangnya kami--orang-orang yang pernah kenal langsung maupun nggak langsung--sama Ibel. We'll miss you soo much, Bel!

the writers and Mbak Henny from Gramedia

with Kak Faye

Lima hari setelahnya, salah satu temen penulis yang belom pernah kopdaran, Kak Faye Yolody meluncurkan kumpulan cerpen bersama empat penulis lainnya, "The Little Stories" di Kinokuniya Plaza Senayan. Itung-itung berbagi ilmu sekalian menjalin silaturrahmi dengan para penulis, acaranya seru dan isi cerita-ceritanya ciamik! Udah gitu, kerennya selama proses penulisan mereka berlima 'berguru' pada Mbak Maggie Tiojakin, penulis dan jurnalis The Jakarta Post dan ada topiknya masing-masing: kuliner, demonstrasi, personal, dan prompt. Selain nambah koneksi, dari acara itu gue jadi makin terpacu untuk nyelesein kumpulan cerpen. Hwaiting!

Tampilan bulgogi masakan gue belom secakep ini, tapi rasa mah sebelas duabelas lah ya

Oh iya, karena bulan kemaren lebih banyak ngabisin waktu di rumah, maka kerjaan sekalin skripsian-nulis-ngurusin rumah-nonton adalah...masak! Dari bikin spaghetti, bulgogi, sampe eksperimen puding roti yang gagal gue jabanin semua sampe dapur kayak kapal pecah. Lumayanlah, sekalian nambah kerjaan di rumah dan nabung bekal biar gak mati gaya kalo udah berumahtangga nanti. Kapan-kapan resep dan hasil masakannya ditampilin ya, hihiii..maklum bahan masakan masih sadayana dan masih jauh dari gelar masterchef.

Kado paling epic. Sudah sah jadi anak Hogwarts belom, Wizengamots? :p

Tanggal 28 Februari sejak 2 tahun lalu selalu lebih rame dari biasanya, karena ulang tahun gue barengan sama komunitas Kancut Keblenger, jadinya tab mention hampir semuanya dateng dari anak-anak KK sepanjang hari. Kali ini ulang tahunnya spesial banget karena sepanjang hari barengan orang-orang yang gue sayangi walaupun gak dalam satu acara. Siangnya tiup lilin sekalian makan siang sama Shinta, sahabat dari awal masuk kuliah, malem dibawain cheesecake super endolita dan kado paling epic sama Abhi, eeeh...larut malem niup lilin lagi gara-gara di-surprise-in sama si kembar Tasha-Tari, tetangga sekaligus sahabat dari kecil. Saking niatnya, mereka sampe ngerekam momen tiup lilin terus waktu mau di-post ke Instagram entah kenapa gak bisa-bisa, hihihi. Alhasil sampe tengah malem kami bertiga ngobrol ngalor-ngidul, like we've been always do.

Ini Februariku, gimana Februarimu? :)

Regards, Ratri