Cinnamon (Bagian Pertama)

Di luar  riuh rendah di balik meja kasir dan mesin peracik kopi, kafe itu sepi. Di salah satu sudut ruang mungilnya Bian menikmati segelas kopi hitam seorang diri, menatapi bulir-bulir air hujan yang meluncur turun di jendela dan meninggalkan jejak halusnya di sana. Sesaat, rinai hujan di luar mengingatkan Bian akan sesuatu--dan seseorang.

Mei
Bian baru saja tiba di kampus ketika melihat segerombol mahasiswa menatap mading, yang entah berisi berita apa. Kali terakhir Bian melihat keramaian yang sama adalah ketika mading tersebut diisi poster seminar social media yang diselenggarakan beberapa bulan lalu. Diantara lautan mahasiswa, seraut muka menyambutnya. Sashi. Gadis yang  merupakan sahabat Bian sejak tes masuk universitas, dan tetap bersahabat kendatipun Sashi sudah berhijab dan tidak lagi jomblo.
"Bi! Sini!" panggil Sashi, riang seperti biasanya.
Bian pun mendekat ke arah Sashi dan segera melihat ke arah mading. Rupanya ada seleksi panitia ospek kampus yang akan diselenggarakan empat bulan lagi. Di atas kertas pengumuman itu, sudah tercantum nama-nama calon panitia serta jabatannya, dan selirik kemudian mata Bian menemukan nama Sashi di dalam daftar itu.

"Sasikirana Nirmala/Mentor"
"Lo mau jadi seksi 'babysitter'nya maba? Hahaha!" ledek Bian heran, dibalas pukulan ringan di punggung oleh Sashi.
"Iya, abis seru aja bisa jadi orang yang akrab duluan sama maba. Dan asal lo tau, mentor bukan babysitter walaupun repot ngasih tau ini-itu!" balas Sashi sengit.
"That's why gue ogah ikut beginian,haha.."kekeh Bian. Sashi memutar bola matanya,menggeleng heran melihat tingkah laku sobatnya itu.
"Yah..kalo mau cari gebetan baru gue saranin ikut jadi mentor, tapi kalo masih mau gegalauan ya silahkan.."ujar Sashi sambil lalu, meninggalkan Bian di antara kerumunan.

Damn. Ucapan Sashi barusan membuat Bian si jomblo lapuk tercekat. Bagaimana tidak, Sashi tahu betul Bian sudah menjomblo sejak kelas dua SMA, dan masih belum bisa melupakan sang mantan. Tak heran acapkali Bian mengutarakan kegalauannya pada Sashi ketika ada kesempatan. Kalau sudah begitu, Sashi siap jadi pelipur lara sekaligus penasihat.

Untuk sesaat, Bian tertegun. Kemudian dengan percaya diri diambilnya pulpen, lalu menuliskan namanya di bagian kertas yang masih kosong.
"Bian Raditya" tulisnya pada kolom nama. Di kolom sebelahnya, ia menulis: "Mentor".



Juli
Setelah melalui wawancara yang lumayan menegangkan, akhirnya Bian dan Sashi sama-sama masuk ke jajaran panitia sebagai mentor. Karenanya di tengah bulan puasa Bian harus rela bangun lebih pagi untuk menghadiri rapat pleno perdana di kampus. Ketika akan ke ruangan rapat, tak disangka Bian berpapasan dengan Sashi. Seperti yang diduga, Sashi terkejut.
Seolah membaca raut dan gestur Sashi, Bian berkata, "Kan lo sendiri yang nyaranin gue ikut, Sas. Gak usah sok kaget gitu deh,"

Sashi planga-plongo. Sama sekali tak menyangka sobatnya, anak Teknik yang cenderung dingin menanggapi serius ucapannya dua bulan silam. "Dasar lo Bi..Bi. Akhirnya mau move on juga lo." ujarnya sambil tersenyum, lalu keduanya memasuki ruang rapat bersama-sama.

Dilarang menyebarkan "Cinnamon" tanpa izin penulis, hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Sesama blogger dan reader tolong saling menghargai yaa :D

10 komentar:

  1. bian jomblo karatan kayak nya -____- sama kyk gue wkwkwkkk

    ini masih ada lanjutannya kan ?

    kalau masih ada, di tunggu yaa selanjutnya :)

    BalasHapus
  2. Hihihi bagus kaka~ lucu yg bagian ini: "Dasar lo Bi..Bi. Akhirnya mau move on juga lo." <-- bi bi itu bukan babi kan? kasian bian dipanggil begitu xD

    BalasHapus
  3. eciee keknya bakalan cinlok tuh.:D

    BalasHapus
  4. jadi penasaran deh, akankah Bian melepaskan statusnya sebagai jomblo? ^^ Can't wait!!

    BalasHapus
  5. Paragraf pertama yang digaris miring itu elegan banget. :3

    BalasHapus

Komentar boleh, nyampah gak jelas jangan ya :D