Zahra, anggota divisi dokumentasi yang kebetulan sering mingle dengan teman-teman mentor kini tengah memamerkan hasil foto dan video bidikannya kepada Sashi dan kawan-kawannya. Di salah satu video, tertangkap wajah Bian terpana ketika Sashi disuruh maju untuk belajar public speaking di tengah-tengah puluhan jajaran panitia berikut para pembimbingnya. Ketika Zahra memencet tombol pause, teman-teman mentor langsung terkesiap.
"Bian mukanya serius amat liatin Sashi.."celetuk Galuh, teman mentor sekaligus teman sekelas Bian.
"Tauk tuh, naksir kali Sas, sama lo,hahaha..kan cocok tuh.."celetuk Zahra kenes.
"Iya kak, cocok banget! sayang sih Kak Sashi udah punya pacar.."imbuh Dion, mentor junior angkatan baru. Meski cowok dan berperawakan macho, Dion doyan ngobrol bareng para panitia.
Mendengar godaan yang dilontarkan, Sashi hanya terkekeh dan berkata, "Gue dan Bian cuma sahabatan kali, nggak lebih dari itu."
"Tapi gak menutup kemungkinan,kan,Sas?"
Tepat setelah Zahra mengatakannya, Bian datang. Lidah Sashi mendadak kelu ketika kedua mata mereka bersitatap. Akhirnya, sebagai jawaban untuk Zahra Sashi hanya mengangkat bahu.
Setelah rapat ditutup dengan buka puasa, Bian menghampiri tempat duduk Sashi. Memang selama pleno berlangsung keduanya nyaris tidak pernah duduk berdekatan. Jarak terdekat diantara mereka adalah selisih tiga kursi. Bian sendiri heran kenapa dia sengaja menjaga jarak dengan Sashi sejak rumor itu merebak.
"Tumben nyamperin, biasanya langsung ngacir abis pleno." ujar Sashi dengan raut jenakanya.
"Biarin. Gak dijemput pacar hari ini?"tanya Bian, mengambil tempat duduk di depan Sashi. Sashi menggeleng.
"Kok gitu sih? Kasian amat cewek gemulai macam lo dibiarin pulang malem sendirian." Kata-kata itu mengalir dengan sendirinya dari mulut Bian, namun Sashi cukup santai menanggapinya.
"Yaudah, kalo gitu elo wajib nganter gue pulang,hahaha.."balasnya.
"Kalo mau gue anter pulang, kita ngopi dulu di PIM, ok? Udah lama loh kita gak ngopi bareng, gue traktir."ajak Bian.
Sejak Bian dan Sashi bersahabat, keduanya memang menyukai kopi dan kayu manis, bahkan ketika pulang dari liburan acapkali saling memberi kopi alih-alih suvenir. Karenanya, Bian dan Sashi sama-sama setuju bila ngopi adalah quality time mereka, dan makin hangat saat aroma kuat kopi berpadu dengan esensi lembut batang cinnamon.
Wajah Sashi yang awalnya datar berubah sumringah.
"Kok sama sih? Gue juga lagi pengen ngopi! Yuk ke sana sekarang!"
"Lah, si Fathir, laki lo gimana?"
"Dia lagi sibuk,Bi. Ketemu dua bulan sekali aja udah sukur." nada bicara Sashi berubah kecut ketika nama Fathir terbawa dalam pembicaraan. Sepertinya dia tak akan membiarkan sahabatnya tahu mengenai hubungannya dengan Fathir.
Di dalam kafe mungil yang terletak di skywalk penghubung dua mal ternama di kawasan Jakarta Selatan itu keduanya menikmati dua gelas kopi berbeda: Bian dengan black coffee sementara Sashi dengan hazelnut coffee. Namun ada kesamaan pada dua minuman yang mereka pesan: ada batang kayu manis sebagai kawan sejati minum kopi, dan cinnamon bread andalan kafe mungil tersebut.
"Sas, gue mau cerita.." Bian membuka pembicaraan setelah cinnamon bread masing-masing habis dibabat.
"Cerita apa? Udah sedia kuping kok gue meski gak kelihatan."kata Sashi sambil mengaduk-aduk batang kayu manis di kopinya.
Raut wajah Bian berubah sumringah. Matanya berbinar-binar, tak sabar menyampaikan sebuah kabar gembira pada Sashi. Entah kenapa, Sashi jadi geregetan ketika jantungnya berdetak semakin cepat seperti genderang taiko dalam JakJapan Matsuri yang beberapa waktu lalu disambanginya bersama Bian.
"Thanks to you, Sas, akhirnya gue nemu gebetan."
Mendadak, hazelnut coffee di mulut Sashi terasa pahit. Bahkan esensi menenangkan dari kayu manis yang telah melebur di dalamnya tak lagi terasa.Seketika, Sashi merasa persahabatannya dengan Bian tak lagi manis..
Baca part 1 nya disini: Cinnamon (Bagian Pertama)
Dilarang menyebarkan "Cinnamon" tanpa izin penulis, hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Sesama blogger dan reader tolong saling menghargai yaa :D
cieee si sashi mulai punya rasa :D
BalasHapusyuuuk lanjut yang bagian ketiga kaaak ..
nah lohh sashi keselek kopi -___-
BalasHapusdi tunggu kelanjutannya nenggg
Endingnya bikin penasaran lanjutannya. *_*
BalasHapusberes baca yang kedua, yg ketiga gimana ya?? hehe
BalasHapuskita lajutkan ke yang ketiga ^^