Newlyweds Wannabe and the Decease (part 2)

"Bunda? Ini beneran Bunda kan?" gagap Harry, speechless. "Iyalah sayaang,kalo ini bukan mana mungkin bisa ngomong. Kamu kena cacar?"tanya Lily,tangannya terasa amat nyata saat mengusap-usap rambut Harry. "He-eh. Lagi kucari obatnya ga ketemu2."kata Harry murung. "Kamu tunggu sini. Aku tau obatnya ada di laci sebelah kasur."ujar Lily singkat lalu pergi,namun dgn kekuatan bulan,eh maksudnya kecepatan super Lily kembali dengan botol kaca dengan cairan putih di dalamnya.


 "Harry,cinta, obat ini sudah ada dari kakek-nenekmu kecil, saking ampuhnya waktu Bunda cacar dulu dipakein obat ini. Caranya, balurin obatnya ke badan waktu mandi terus bilas pake air panas, dua kali sehari. Jangan keluar rumah supaya enggak menular ke siapa-siapa lagi,ya?Jangan kuatir sayang, ga ada kadaluwarsa kok."lanjut Lily, menyerahkan botol tersebut pada Harry. "Aku baru tau kalo ada obat itu selama aku tinggal di sini. Abis botolnya cantik sih kayak Bunda,hehehe.." ujar Harry, mimik mukanya kini sangat mirip anak kecil yang sedang bermanja-manja dengan ibunya. Lily hanya tersenyum kalem setengah meledek.


 Melihat wajah ibunya seperti itu, Harry membatin, 'ya ampun, emak gue tetep cantik meski lagi ngeledek gue..'. "Kenapa Bun?"tanya Harry. "Cantikan Bunda apa Ginny? Denger-denger minggu depan kamu resmi tunangan sama dia.."goda Lily. Harry hanya bisa nyengir kuda, mengiyakan. "Bilangin sama Ginny, Bunda sama Ayah udah siap nerima dia sebagai menantu. Dia itu perempuan paliiing sabar yang pernah Bunda amatin diantara cewek-cewek yang pernah deket sama kamu.Bayangin, dia tetep aja sabar nungguin kamu selama bertahun-tahun dan cintanya ke kamu gak berkurang sedikitpun. Jaman sekarang suma segelintir lho cewek kayak gitu, jangan disia-siakan ya?"kata Lily. 


Harry hanya bisa mengangguk sungguh-sungguh mendengar nasihat sang Bunda, air matanya pun perlahan turun ke pipinya. "Kamu jangan mendadak melankolis gitu dong Nak. Masa pria dewasa nangis?Takut Bunda udah mau pergi? Iya Nak, Bunda juga nggak rela ninggalin anak Bunda sakit.."goda Lily lagi. "Bukannya meyankoyish atau atut Bun...pipi actu peyih kena cacayy..."kata Harry, mendadak cadel . "Harry..Harry. Kamu tuh ada-ada aja. Cepet sembuh ya, sayang...Dah Harry..."kata Lily, kata demi kata menjelma menjadi bisikan, tubuhnya pun perlahan menghilang. "Dah..Bunda.."bisik Harry.


Hari pertunangan pun tiba dan berlangsung meriah. Terlebih lagi setelah berhari-hari 'dipingit' Harry dan Ginny sudah sembuh total. Yang bikin Harry kaget, Paman Vernon, Bibi Petunia bahkan Dudley dengan sukarela membantu ngurusin srah-srahan (bahkan Bibi Petunia ampe niat nyari kain bagus ke Tanah Abang).  Oiya, balik lagi ke Harry dan Ginny yang sumringah banget sepanjang acaranya berjalan, akhirnya abis melalui speak-speak abis itu bersulang, akhirnya makan-makan dimulai! Tapi emang dasar namanya juga couple, dunia serasa milik berdua (yang laen jadi cameo) sampai akhirnya Ginny melihat sesuatu di wajah Ron. 


"Psssst..sayang, firasat aku nggak enak deh.."bisik Ginny. Setelah tahu apa yang dipikirkan calon istrinya, Harry langsung memanggil Hermione (yang TERNYATA lagi bernostalgia jaman pedekate waktu masih sekolah dengan Ron, jadinya dunia milik berdua deh). "Hermione! Woi, Hermione!"panggil Harry dalam bisikan sehingga Hermione nengok. "Apaan sih?"tanyanya balik,bingung. "Di muka suami lo ada bintik-bintik merah, makin lama makin banyak!"jawab Ginny. Lantas, Hermione memperhatikan wajah Ron dimana sudah terdapat tujuh  bentol merah! 'Alamaaaak...laki gue kena cacar nih kayaknya..'batin Hermione. "Sa,sayang.."ujar Hermione hati-hati. "Ada apa sayang,kok mukanya gak enak gitu? Kamu mual? Atau malah..kamu udah--" cerocos Ron bersemangat. "Bukaaaan...kayaknya bentar lagi kamu jadi ninja dipingit deh."ungkap Hermione,mengingat Ron pernah menggunakan istillah 'ninja dipingit' buat salah seorang keponakannya yang waktu itu kena cacar. Menangkap apa maksud sang istri, Ron pun berpaling pada Harry dan Ginny.


"Ron? Kenapa kamu Nak?"tanya Mr.Weasley keheranan. Kebingungan mau jawab apa, akhirnya si Harry yang ngejawab setoa-toanya di depan para hadirin, " Ron, elo kena cacar!!" Mendengar jawaban si sobat, Ron langsung ngacir ke dalem rumah, komplit sama tereak-tereak yang pastinya jauuuuh...lebih cempreng daripada nyanyi-nyanyi India. 

Uh-oh, semua orang pun kayaknya menebak siapa lagi yang ketularan cacar setelah ketiga orang ini. Apakah salah satu dari pihak keluarga? Atau para undangan? Walaupun mau ngadain hajatan terpenting dalam hidup atau nggak, toh dalam hidup ini kita pernah (dan akan) ngalamin cacar. Termasuk para penyihir, haha!

******************************THE END****************************

*btw, Voldemort dulu pernah kena cacar ga ya?Abis mukanya mulus!



Cek-cekmaricek part 1nya dimari!
Newlyweds Wannabe and the Decease Part 1

8 komentar:

  1. ini kenapa akhir-akhir ceritanya jadi begini -____-
    awalnya udah pass banget, sengaja diputer lagu Melly G - Bunda...
    Baca akhirnya, jadi ingin muter lagu ********* (kata ini telah disensor oleh pemilik blog).

    Btw, salam kenal :))

    BalasHapus
  2. hihihi, ga nyangka kan?haha. salam kenal juga ilyas :D

    BalasHapus
  3. kenapa harus sama Ginny kak? KENAPAAAAAHHH ? -_-
    muahahha tumben keluarga dudley baik. bisa bgt kak ratri :P

    BalasHapus
  4. Terharu dan tertawa pas bagian conversation Harry dan Ibunya...

    BalasHapus
  5. @dika: pengen banget ya dimasukin? hihi iya deh kapan-kapan aku bikinnya ada kamu,hehe
    @keven: *kasihtisu

    BalasHapus
  6. buahahaha... ini... nyahahaha koplak!! XD

    BalasHapus
  7. blogwalking, slm kenal
    Blognya keren,
    saling folow yuukk ntar pasti gw folbek http://hanaester.blogspot.com thanks

    BalasHapus
  8. Ga kebayang ceritanya bakalan seperti ini, wkwkwkwkw..... :D

    BalasHapus

Komentar boleh, nyampah gak jelas jangan ya :D