Suatu Sore di Kuil Shimogamo

Shimogamo Shrine, Kyoto. Where the romance happens.
Satoshi memandang guci itu untuk yang terakhir kalinya, kemudian berkata, "Mari kita pergi. Beliau pasti sudah tenang di sana." Yamato mengernyitkan dahi. Dia tahu betul kemarin Satoshi-lah yang paling kehilangan, tetapi mendengar nada bicara kawannya itu dia paham, kemudian mengangguk. Kemudian mereka semua berbalik, kecuali Shiori.
"Kau tidak ikut, Shiori?"tanya Kaoru. Shiori menggeleng pelan. "Aku ingin berdoa dulu di dalam.Nanti aku menyusul."ujarnya singkat. Masih ada kesedihan mendalam dari raut wajah Shiori. Maklum, saat perang ia kehilangan seseorang yang pernah dicintainya di tangan Gosaburo.
"Ya sudah,tapi jangan lama-lama ya, Kaisar mengundang kita makan malam."kata Satoshi. Shiori mengangguk, kemudian tinggallah dia seorang diri di pelataran. Tak tahan ditrerpa angin dingin musim semi, Shiori pun masuk ke dalam kuil, berdoa bagi sang guru, dan ya, Keitaro. Sebenci-bencinya ia terhadap pangeran itu, setidaknya Shiori masih mau berbaik hati berdoa untuknya.
Gema lonceng memenuhi seluruh kuil, berhubung Shiori hanya sendiri di situ. Dengan khusyuk kemudian dilemparnya koin logam, bunyi gemanya saat membentur dasar kotak juga tertangkap pendengaran Shiori. Gema pun menghilang, Shiori kembali hanyut dalam kesunyian kuil Shimogamo. Saat menangkupkan tangannya dua kali, ada suara yang sama--dan itu bukan gema. Ekor matanya melirik,dan saat itulah Shiori terusik dari kekhusyukannya:entah bagaimana, tahu-tahu Pangeran Tatsuya sudah berada di sebelah Shiori, hendak berdoa bersamanya...
*to be continue...

2 komentar:

Komentar boleh, nyampah gak jelas jangan ya :D